0
07 September 2015



Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang baru berkontribusi terhadap kemajuan dan perbaikan ekonomi Indonesia. Caranya, kata dia, dengan memberikan umat pemahaman untuk lebih produktif.
Jusuf Kalla sedang pakai peci"Ini merupakan pekerjaan rumah bagi NU dalam berkontribusi kepada negara," kata Kalla, di Masjid Raya Istiqlal, Jakarta Pusat, Sabtu, 5 September 2015. "Ke depannya NU jangan hanya memikirkan salawat dan istigosah. Tapi harus bergerak, bekerja bersama dengan umat kerja keras."
Menurut dia, salawat dan istigasah yang terlalu sering tidak akan berpengaruh terhadap kemajuan bangsa apabila tak diimbangi dengan kerja keras. Apalagi, kata Kalla, NU memiliki jumlah jemaah terbesar di Indonesia.
"Katakanlah NU memiliki jamaah sebesar 85 juta jiwa di Indonesia, baik struktural juga kultural, itu berarti setiap kemajuan dan kemunduran bagaimana jumlah sebanyak itu termotivasi mendapat pendidikan untuk Islam yang moderat," ujarnya.
Apalagi, kata Kalla, NU sudah memiliki fasilitas yang mumpuni. Misalnya, kata dia, di sektor pendidikan NU sudah memiliki lembaga perguruan tinggi. Juga di pesantren yang tersebar di berbagai penjuru Indonesia. "Sekarang saatnya NU memberikan fasilitas kemajuan untuk bangsa ini," ujarnya.
Kalla mengatakan pemerintah berharap setelah pengukuhan Pengurus Besar NU kali ini, organisasi Islam itu berperan lebih kongkret dalam kemajuan bangsa dan perbaikan ekonomi.
Kalla berharap NU harus mendorong masyarakat lebih produktif di sektor pertanian, kerajinan, dan industri. Karena, katanya, bangsa ini butuh produktivitas yang lebih tinggi lagi.

Sumber : http://pekanews.com/2015/09/shalawat-dan-istigosah-nu-pun-dikritik-oleh-jusuf-kalla/

Posting Komentar

 
Top