0
20 Agustus 2015

TOPNEWS.com, MUARATEBO-Konflik dan gesekan antara warga Suku Anak Dalam (SAD) dengan beberapa kelompok, baik masyarakat dan perusahaan, diduga disebabkan oleh para eksodus yang memanfaatkan keberadaan SAD sebagai tameng kekuatan.
Hal ini menjadi topik pembicaraan dalam rapat Tim di Sekretariat Daerah (Setda) Tebo, Rabu (19/8). Kuatnya dugaan keberadaan eksodus yang berlindung dibalik SAD semakin hangat dibicarakan ketika salah satu pendamping SAD di Desa Muara Kilis Kecamatan Tengah Ilir, Oktaviandi Muklis, menjelaskan data terakhir SAD yang ada di Tebo tercatat mencapai 5000 lebih.
"Saat ini data yang ada mengatakan 5000 SAD ada di Tebo, itu tidak mungkin, dan ini perlu pendataan ulang SAD. Sedangkan soal kehidupan SAD harus ada solusi agar pemanfaatan SAD bisa dihindari," ungkap Oktaviandi.
Selain itu Oktaviandi juga mempertanyakan terkait Hukum Alih Tangan Lahan, dimana yang membuka lahan diwilayah yang diributkan tersebut diperkirakan sudah ribuan, dan keberadaan SAD saat sudah jadi tameng, termasuk pihak perusahaan sendiri jumlahnya juga sudah ribuan, dan kemungkinan ada yang mengatasnamakan warga SAD.
"Kalau saya menduga, kemungkinan ada orang yang mengatas namakan SAD, dan kemungkinan SAD ini adalah korban dari pemanfaatan tersebut,"imbuhnya.
Menanggapi hal tersebut, Asisten II Bupati Tebo Abu Bakar menyatakan sangat setuju dengan usulan Oktaviandi, dimana untuk memastikan pelaku yang melakukan penyerobotan tersebut perlu di data ulang yang masuk wilayah Bukit Tiga Puluh tersebut, baik data identitas maupun sekaligus foto fisik dan wajahnya.
"Saya setuju, ini perlu didata ulang agar bisa lebih terpantau. Sebab tidak mungkin ada 5000 SAD di Tebo, entah kalau sejambi,"tukasnya. 

Sumber : http://jambiupdate.com/artikel-walahh-mamfaatkan-keberadaan-warga-sad-ribuan-eksodus-rambah-hutan-tebo-tanpa-izin.html

Posting Komentar

 
Top